Pembunuhan Massal Tahun 1965-1966.
Pembunuhan
Massal Tahun 1965-1966.
Sejak
akhir 1965 hingga pertengahan 1966, diperkirakan setangah juta pendukung Partai
Komunis Indonesia dan organisasi lain yang berafiliasi dengannya telah dibunuh.
Sekitar satu juta orang lainnya ditahan tanpa pernah diadili.
Pasca
G30S, Soeharto dan Nasution memerintahkan pasukan yang setia untuk mencari,
menangkap dan membunuh para pendukung kaum kiri, terutama Soeharto yang
bersikeras bahwa G30S ini merupakan ulah dari PKI yang ingin menggulingkan
kekuasaan dengan jalan kekerasan. Selain itu, Soeharto juga mengabaikan klaim
gerakan tersebut yang mengatakan bahwa mereka (tersangka yang terlibat G30S)
bertindak untuk mencegah kudeta yang direncanakan oleh Dewan Jenderal yang
mendapat dukungan dari CIA dan tetap loyal kepada Presiden Soekarno.
Dalam
operasinya untuk memusnahkan PKI, para Pimpinan AD menggunakan berbagai macam
strategi untuk menyerang kaum kiri. Contohnya adalah para Pimpinan AD
menyerukan kepada masyarakat untuk membantu AD menumpas para pengkhianat bangsa
hingga ke akar-akarnya. Namun, strategi yang paling penting adalah mengenai
kampanye kekerasan yang mempersilahkan untuk membunuh langsung, penahanan
massal, perlakuan keji, penyiksaan hingga pemerkosaan.
Adapun
teknis penangkapannya adalah mula-mula korban ditangkap oleh tentara, polisi
ataupun paramiliter lokal tanpa surat perintah penangkapan. Setelah itu mereka
diinterogasi sambil dilakukan penyiksaan. Lalu dibagi menjadi tiga cluster
besar berdasarkan keterlibatannya dalam G30S dan organisasi kiri. Setelah
ditimbang dan diseleksi, ada dari mereka yang dibebaskan, dipenjarakan dan
dibunuh.
Bagi
mereka yang beruntung untuk dibunuh, biasanya akan segera diangkut dengan mobil
militer menuju tempat eksekusi ataupun diberikan kepada milisi lokal. Tangan
mereka diikat dan mulut mereka disumpal. Setelah itu, mereka dibariskan dan
ditembak dipinggir kuburan massal atau dibacok menggunakan parang dan golok
berulang kali. Mayatnya ada yang dikubur secara massal, ada yang dimasukkan
kesumur, dilempar ke sungai dan danau serta adapula yang dimasukkan ke saluran
irigasi. Sedikit dari mereka yang mendapatkan pemakaman secara layak. Selain
itu, banyak dari mereka yang mengalami kekerasan seksual sebelum dibunuh. Para
lelaki dipotong kemaluannya dan para perempuan lebih sadis perlakuannya.
Korban
yang terbunuh di Jakarta, Medan, Surabaya serta Semarang kebanyakan adalah
orang Tionghoa Indonesia. Korbannya mecapai 78.500 orang hingga 3 juta orang
diseluruh penjuru Indonesia. Hal ini akibat dari begitu cepatnya waktu pembunuhan
dan fakta bahwa jasad para korban dibuang ke dalam banyak kuburan tanpa tanda
diseluruh negeri.
Sumber:
Robinson,
Geoffrey. 2018. Musim Menjagal: Sejarah Pembunuhan Massal di Indonesia
1965-1966. Depok: Komunitas Bambu.
Tornquist, Olle. 2017. Penghancuran PKI. Depok: Komunitas Bambu.
Komentar