Konsep Perubahan dan Keberlanjutan Dalam Sejarah

Perubahan dalam Sejarah

Kehidupan manusia sejatinya tak akan pernah statis, begitu pula anda yang selalu mengalami perubahan sedari lahir hingga anda memasuki jenjang sekolah menengah atas. Perubahan selalu terjadi dimana-mana, mulai dari perubahan fisiologis ataupun kondisi sosial. Lalu bagaimana perubahan dalam sejarah itu sendiri?

Perubahan dalam sejarah dapat diartikan sebagai bergantinya atau berubahnya pola berfikir serta tingkah laku individu atau bahkan masyarakat akibat dari beberapa faktor yang memengaruhinya. Misalnya faktor pendorong yang akan menyebabkan perubahan antara lain revolusi, peperangan, bencana alam hingga reformasi. Di sisi lain ada pula faktor penghambat yang menyertainya, yaitu kurangnya interaksi dari budaya lain, perkembangan IPTEK yang lambat, ideologi hingga prasangka yang negatif terhadap sebuah inovasi atau apa-apa saja hal yang baru.

Selain itu, perubahan dapat diartikan juga sebagai perkembangan apabila suatu kejadian terjadi secara berturut-turut dari satu bentuk ke bantuk lain. Misalnya masyarakat akan berkembang dari bentuk yang awalnya sederhana menjadi bentuk yang lebih kompleks. Misalmya dalam perkembangan sejarah Australia pada abad ke-18. Awalnya rombongan yang dikirim dari Inggris membangun sebuah peradaban di sebuah daerah yang bernama Sydney dengan kondisi alam yang asing, lalu tak berapa lama kemudian kota itu menjelma menjadi kota penghasil tanaman anggur, sayur-sayuran, biji-bijian bahkan hingga merambah ke hasil perternakan.

Perubahan juga dapat dikatakan kesinambungan apabila sebuah masyarakat baru mengadopsi sebuah nilai, aturan atau budaya yang sudah pernah diterapkan dalam masyarakat lama. Misalnya kebijakan yang diberlakukan oleh Pemerintah Belanda dalam menarik upeti atau pajak berupa hasil bumi dari rakyat yang ternyata kebijakan itu sudah pernah dilakukan oleh kalangan bangsawan yang diterapkan kepada rakyat.

Perubahan juga dapat terulang apabila peristiwa yang terjadi di masa yang lampau terjadi lagi. Secara teknis, pengulangan yang terjadi bukan peristiwa dan waktunya karena peristiwa sejarah itu unik dan hanya terjadi sekali. Namun yang disebut sebagai pengulangan adalah pengulangan pola terjadinya peristiwa tersebut. Contohnya adalah wabah penyakit yang melanda dunia. Dahulu wabah yang mengerikan pernah terjadi di Eropa yaitu Wabah Hitam atau Black Death, lalu ada juga Flu Spanyol yang mengakibatkan Max Weber meninggal, wabah Kolera di Batavia hingga Covid-19 di era sekarang. Dalam hal wabah yang melanda dunia ini, ada kesamaan pola terhadap cara penularannya hingga masuk ke golongan pandemi.

Keberlanjutan dalam Sejarah

Peristiwa-peristiwa dalam sejarah merupakan sebuah rangkaian panjang yang berkelanjutan. Kita harus mulai sadar bahwa setiap peristiwa yang terjadi tidak berdiri sendiri dan tidak terpisahkan dari peristiwa lain dan yang terjadi pada kehidupan masa ini dan kehidupan masa yang akan datang adalah sebuah rantai dari kehidupan masa lampau. Contohnya adalah perjuangan para pahlawan untuk meraih kemerdekaan Indonesia yang pada akhirnya kemerdekaan tersebut dapat kita nikmati hingga saat ini.

    Kaitan Antara Perubahan & Keberlanjutan dalam Sejarah

Perhatikan bagan dibawah ini:

 

Setelah membahasnya satu demi satu, lalu apa sebenarnya kaitan diantara dua variabel tersebut? Perlu kita sadari bahwa kehidupan manusia senantiasa akan diwarnai perubahan. Mulai perubahan dari hal-hal kecil seperti jenjang sekolah ataupun hal-hal besar seperti perubahan pada negara yang kita huni. Perubahan-perubahan ini akan terus mengalami keberlanjutan tanpa terputus, sehingga dapat dikatakan bahwa rangkaian peristiwa sejarah sejak adanya manusia sampai sekarang adalah peristiwa yang berkelanjutan.

Perubahan yang terjadi merupakan sebuah proses yang dilakukan masyarakat untuk membentuk praktik baru yang berbeda sama sekali dengan praktik sebelumnya. Hal itu karena praktik lama dinilai tidak lagi memadai untuk menunjang kemajuan kehidupan. Misalnya adalah Revolusi Februari 1917 di Rusia yang pecah akibat sistem monarki yang dianggap tak sejalan lagi dengan tuntutan zaman di awal abad XX. Akibat dari revolusi tersebut, muncul kembali revolusi yang disebut Revolusi Bolshevik, terbentuknya USSR (Union of Soviet Socialist Republics) hingga muncul seorang tokoh yang bernama Joseph Stalin. Ini merupakan sebuah keberlanjutan hingga Uni Soviet runtuh pada 1991. Jadi dapat disimpulkan bahwa antara perubahan dan keberlanjutan dalam sejarah sangat erat kaitannya karena sifat peristiwa sejarah yang tidak dapat terpisahkan dari peristiwa lain.

Keterkaitan Peristiwa Sejarah di Masa Lalu untuk Kehidupan Masa Kini

Pada tulisan sebelumnya sudah kita singgung bahwa dalam sejarah terjadi perubahan dan keberlanjutan yang senantiasa mewarnai sepak terjang kehidupan manusia. Selanjutnya, dalam setiap peristiwa sejarah yang terjadi di masa lalu akan selalu memengaruhi kehidupan di masa kini dan masa depan. Dalam pengaruhnya dapat meliputi berbagai aspek-aspek kehidupan, seperti aspek ekonomi, sosial maupun budaya.

Pada bagian ini sangat erat kaitanya dengan bagian sebelumnya. Peristiwa-peristiwa dalam sejarah merupakan sebuah rangkaian panjang yang berkelanjutan dan saling berterkaitan. Kita harus mulai sadar bahwa setiap peristiwa yang terjadi tidak berdiri sendiri dan tidak terpisahkan dari peristiwa lain dan yang perlu dicatat adalah peristiwa yang terjadi pada kehidupan masa ini dan kehidupan masa yang akan datang adalah sebuah rantai dari kehidupan masa lampau.

Semestinya memang ungkapan bahwa sejarah harus dapat memecahkan persoalan pada masa kini menjadi semakin jelas jika kita melihat situasi pada masa kini. Misalnya bencana banjir di Jakarta yang sudah terjadi dari era Raja Purnawarman menurut Prasasti Tugu yang ditemukan di Jakarta Utara, era JP Coen hingga masa kini. Tentunya kita harus belajar sejarah supaya kita memahami apa-apa saja upaya yang telah dilakukan para pemimpin terdahulu untuk mengatasi masalah banjir di ibukota. Misalnya pada era Raja Purnawarman beliau membuat Kali Chandrabhaga dan Kali Gomati, lalu pada tahun 1911 pemerintah Belanda memulai membangun Bendung Katulampa untuk mengurangi debit air Kali Ciliwung yang akan melintasi Batavia (Jakarta) yang bermanfaat hingga kini. Begitu semestinya sejarah dimanfaatkan supaya digunakan sebagai pemecah persoalan di masa sekarang. Maka dari itu sering saya perdengarkan bahwa kita belajar sejarah untuk masa depan!


Sumber bacaan:

Kuntowijoyo. 2013. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Fahrurodji. 2005. Rusia Baru Menuju Demokrasi Pengantar Sejarah dan Latar Belakang Budayanya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Siboro, Julius. 1996. Sejarah Australia. Bandung: Penerbit Tarsito.

Zaenuddin. 2013. Banjir Jakarta Dari Zaman Jenderal JP Coen (1621) Sampai Gubernur Jokowi (2013). Jakarta: Change Publisher.

 

 


Komentar

Postingan Populer